HRD dalam Pengelolaan Program Coaching
![]() |
HRD dalam Pengelolaan Program Coaching |
Strategi Efektif Menerapkan Coaching dalam Pengembangan SDM Perusahaan
Pada era bisnis yang bergerak cepat seperti saat ini, perusahaan tidak hanya dituntut untuk menyediakan produk atau layanan yang berkualitas, tetapi juga memastikan bahwa sumber daya manusia (SDM) yang mereka miliki mampu memberikan kontribusi terbaik. Salah satu pendekatan yang semakin banyak diterapkan adalah coaching, sebuah metode pengembangan SDM yang berfokus pada penggalian potensi individu sekaligus meningkatkan kinerja mereka di tempat kerja.
Dalam konteks era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), coaching dipandang sebagai strategi yang relevan karena membantu karyawan beradaptasi, menghadapi perubahan, dan tetap termotivasi dalam mencapai target perusahaan. Coaching bukan sekadar tren, tetapi sudah menjadi kebutuhan mendesak agar perusahaan dapat memenangkan persaingan melalui keunggulan layanan dan produktivitas timnya.
Mengapa Coaching Penting dalam Pengembangan SDM?
Banyak perusahaan sebelumnya mengandalkan pelatihan konvensional. Namun, pelatihan sering kali hanya menghasilkan dampak jangka pendek dan sulit diukur hasilnya dalam praktik sehari-hari. Coaching berbeda, karena prosesnya berlangsung lebih personal, fokus pada tujuan spesifik, dan dapat diukur efektivitasnya hingga level implementasi.
Menurut berbagai penelitian, perusahaan yang menerapkan program coaching terstruktur mampu meningkatkan engagement karyawan, menurunkan angka turnover, serta mendorong karyawan menemukan solusi kreatif atas masalah kerja. Dampak positif inilah yang membuat coaching dipandang sebagai investasi SDM yang lebih bernilai dibandingkan sekadar program pelatihan singkat.
Komitmen Manajemen Sebagai Pondasi Awal
Program coaching tidak akan berjalan maksimal tanpa dukungan nyata dari top manajemen. Komitmen tersebut dapat diwujudkan melalui kehadiran manajemen saat peluncuran program, keterlibatan langsung dalam sesi coaching, hingga memberikan dorongan berkelanjutan pada setiap kesempatan internal perusahaan.
Keterlibatan top manajemen juga menjadi sinyal kuat bagi karyawan bahwa coaching bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan. Ketika pesan ini konsisten disampaikan, maka budaya coaching dapat benar-benar terbentuk.
Integrasi Coaching ke Dalam KPI
Salah satu cara agar coaching tidak berhenti pada teori adalah dengan menghubungkannya ke indikator kinerja karyawan. Perusahaan dapat memasukkan coaching dalam KPI, misalnya melalui perspektif Learning and Growth dalam Balanced Scorecard. Dengan begitu, karyawan akan lebih termotivasi karena hasil dari proses coaching akan turut memengaruhi penilaian kinerja mereka.
Integrasi ini juga memudahkan perusahaan mengukur keberhasilan program coaching secara objektif. Evaluasi bisa dilakukan tidak hanya berdasarkan persepsi, tetapi juga berdasar pada pencapaian target yang jelas dan terukur.
Peran Strategis HRD dalam Program Coaching
HRD memiliki tanggung jawab penting dalam memastikan coaching berjalan efektif. Mulai dari merancang jadwal yang realistis, menyesuaikan prioritas pekerjaan karyawan, hingga melakukan analisis kelompok karyawan yang membutuhkan coaching dengan segera.
Selain itu, HRD juga harus berperan sebagai penghubung antara coach eksternal, manajemen, dan karyawan. Tanpa peran strategis HRD, coaching berpotensi tidak terkoordinasi dengan baik dan hanya menjadi proyek sementara yang tidak berdampak jangka panjang.
Untuk membantu HRD memperkuat perannya, Anda bisa menemukan panduan praktis dalam Tips HRD yang berisi wawasan terkini terkait pengelolaan SDM di berbagai industri.
Dukungan Leader dalam Implementasi Coaching
Leader di tingkat menengah atau supervisor juga berperan penting dalam keberhasilan coaching. Mereka yang sehari-hari berinteraksi langsung dengan tim perlu mendukung karyawan agar bisa mengikuti sesi coaching tanpa beban.
Leader yang memberi izin, menyediakan waktu, serta memberikan feedback terhadap hasil coaching akan menciptakan suasana kerja yang lebih mendukung. Dalam jangka panjang, hal ini membentuk budaya kerja yang lebih kolaboratif dan produktif.
Lokasi yang Mendukung Proses Coaching
Meski tampak sepele, lokasi coaching turut memengaruhi kenyamanan dan efektivitasnya. Perusahaan sebaiknya menyediakan ruang khusus yang tenang, nyaman, dan minim distraksi. Tidak perlu ruangan baru, cukup memanfaatkan ruang yang ada dengan desain sederhana yang membuat karyawan merasa aman untuk berdiskusi secara terbuka.
Lingkungan fisik yang kondusif membantu terciptanya komunikasi yang lebih jujur, sehingga proses coaching berjalan lebih dalam dan menghasilkan solusi nyata.
Memilih Coach yang Tepat untuk Perusahaan
Pemilihan coach adalah salah satu faktor krusial. Coach yang kompeten tidak hanya memahami teknik coaching, tetapi juga memiliki pengalaman, kredibilitas, serta kemampuan membangun koneksi dengan coachee.
Ada beberapa pertanyaan penting yang bisa menjadi panduan bagi perusahaan dalam memilih coach, antara lain:
-
Apakah coach memiliki rekam jejak yang terbukti dalam mendampingi individu mencapai tujuan mereka?
-
Apakah coach memiliki kompetensi yang relevan dengan tantangan perusahaan?
-
Apakah coachee merasa nyaman, termotivasi, dan terhubung dengan coach tersebut?
-
Apakah coach mampu hadir secara konsisten mendampingi coachee dalam masa transisi perkembangan?
Dengan menjawab pertanyaan ini, perusahaan dapat lebih bijak memilih coach yang benar-benar mendukung program pengembangan SDM secara berkelanjutan.
Demonstrasi Praktis dari Pengalaman Lapangan
Sebagai contoh nyata, salah satu perusahaan ritel besar di Indonesia pernah menghadapi masalah turnover tinggi pada karyawan baru. Program pelatihan standar tidak cukup efektif, karena karyawan merasa kurang mendapat perhatian individual. Perusahaan kemudian menerapkan program coaching terstruktur selama tiga bulan, dengan fokus pada adaptasi kerja dan pengembangan soft skills.
Hasilnya, tingkat retensi karyawan meningkat hingga 30%, sementara kepuasan kerja juga melonjak signifikan. Studi kasus ini menunjukkan bagaimana coaching dapat memberikan dampak nyata ketika diterapkan dengan strategi yang tepat.
Data ini juga didukung oleh laporan Kementerian Ketenagakerjaan RI (2023) yang menyebutkan bahwa perusahaan dengan program coaching terintegrasi mampu meningkatkan produktivitas karyawan sebesar 20–25%.
Profil Penulis
Ditulis oleh:
Rina Wulandari, S.Psi., M.M. – Praktisi HRD dengan pengalaman lebih dari 12 tahun di bidang pengembangan SDM, khususnya pada sektor manufaktur dan jasa. Saat ini aktif sebagai konsultan pelatihan karyawan di beberapa perusahaan nasional, serta trainer bersertifikat BNSP dalam bidang manajemen SDM.
Melalui pengalaman tersebut, saya menyadari bahwa coaching bukan hanya metode pengembangan, melainkan pendekatan strategis yang membentuk budaya kerja produktif. Artikel ini saya tulis sebagai bentuk kontribusi bagi praktisi HRD dan pemimpin perusahaan yang ingin memaksimalkan potensi timnya.