Bagaimana HRD Memilih Kandidat Terbaik
![]() |
Bagaimana HRD Memilih Kandidat Terbaik |
11 Strategi Efektif Memilih Kandidat yang Tepat agar Perekrutan Lebih Berkualitas
Proses rekrutmen bukan sekadar mencari orang untuk mengisi posisi kosong. Bagi perusahaan, memilih kandidat yang tepat berarti berinvestasi pada keberlangsungan bisnis, efisiensi biaya, dan juga budaya kerja yang sehat. Turnover yang tinggi dapat menjadi beban finansial sekaligus reputasi, sehingga strategi perekrutan yang lebih matang harus menjadi prioritas setiap HRD.
Di bawah ini adalah 11 strategi yang bisa diterapkan HRD untuk memastikan kandidat yang dipilih benar-benar sesuai kebutuhan perusahaan.
1. Riset Kebutuhan Industri dan Divisi
Langkah pertama sebelum membuka lowongan adalah memahami kebutuhan riil perusahaan. HRD harus berkoordinasi dengan setiap divisi untuk memastikan skill gap yang ada. Misalnya, perusahaan yang sedang fokus pada ekspansi digital mungkin lebih membutuhkan Digital Marketing Specialist daripada menambah staf administrasi.
Melakukan riset ini membantu HRD menyusun prioritas posisi yang harus diisi, sekaligus menghindari kesalahan rekrutmen karena hanya mengikuti tren atau permintaan mendadak.
2. Menyusun Job Deskripsi yang Spesifik
Job deskripsi yang jelas dan detail adalah magnet utama bagi kandidat yang tepat. Cantumkan tanggung jawab inti, hard skill, soft skill, hingga kualifikasi tambahan yang relevan.
Sebagai contoh, jika perusahaan mencari seorang Data Analyst, sebaiknya mencantumkan requirement teknis seperti penguasaan SQL, Python, serta pemahaman dasar machine learning. Dengan begitu, kandidat yang melamar memang sudah terfilter sejak awal.
3. Menerapkan Teknik Wawancara yang Mendalam dan Terstruktur
Wawancara masih menjadi salah satu tahap krusial dalam menilai kecocokan kandidat. Sayangnya, banyak HR yang hanya mengandalkan percakapan spontan tanpa struktur jelas, sehingga hasilnya sulit dibandingkan antar kandidat.
Penelitian dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa wawancara terstruktur dua kali lebih efektif dalam memprediksi performa kerja. HR dapat menggunakan pertanyaan berbasis kompetensi (behavioral questions), menyiapkan rubrik penilaian, dan melibatkan panel interviewer.
Contohnya, untuk posisi Sales Manager, HR bisa menanyakan pengalaman kandidat dalam membangun strategi penjualan atau menangani klien sulit. Jawaban tersebut kemudian dinilai dengan skala yang sama untuk setiap kandidat, sehingga hasil lebih objektif.
4. Melakukan Screening dan Pemetaan Awal
Sebelum masuk tahap wawancara, lakukan screening CV dan resume dengan cermat. Gunakan tools ATS (Applicant Tracking System) untuk mempercepat proses filter, namun tetap lakukan peninjauan manual agar tidak ada kandidat potensial yang terlewat.
Screening bukan hanya melihat pendidikan terakhir, tetapi juga pencapaian nyata kandidat di tempat kerja sebelumnya. Apakah mereka berhasil menurunkan biaya operasional, meningkatkan penjualan, atau membangun tim yang solid? Data ini lebih bernilai dibanding sekadar melihat lamanya masa kerja.
5. Memberikan Tes Relevan dengan Pekerjaan
Selain wawancara, tes praktis dapat membantu perusahaan memahami kemampuan riil kandidat. Misalnya, seorang Copywriter diminta membuat konten dengan batas waktu tertentu, atau seorang Programmer diminta menyelesaikan bug sederhana.
Tes seperti ini tidak hanya menguji skill teknis, tetapi juga cara kandidat mengelola tekanan dan berpikir cepat. Bagi HR, hasil tes ini bisa menjadi indikator kuat apakah kandidat siap bekerja sesuai ekspektasi.
6. Behavioral Test untuk Memahami Karakter
Tidak semua kemampuan dapat diukur dengan angka. Oleh karena itu, HR dapat menggunakan behavioral test untuk memahami pola pikir dan kepribadian kandidat. Pertanyaan seperti, “Ceritakan bagaimana Anda mengatasi konflik dalam tim?” dapat menggambarkan kemampuan komunikasi, problem solving, dan leadership.
Studi dari Society for Human Resource Management (SHRM) menyebutkan bahwa kandidat dengan soft skill kuat cenderung lebih adaptif dan bertahan lebih lama di perusahaan.
7. Melibatkan User atau Anggota Tim
Sering kali kandidat dinilai hanya dari perspektif HR, padahal user (atasan langsung) juga perlu menilai kecocokan teknis. Melibatkan user atau anggota tim dalam proses wawancara akan memberikan perspektif tambahan yang lebih akurat.
Selain itu, kandidat juga bisa lebih mengenal tim yang akan mereka hadapi sehingga proses adaptasi berjalan lebih lancar.
8. Melakukan Reference Check
Reference check menjadi cara efektif untuk memvalidasi informasi kandidat. HR bisa menghubungi atasan atau rekan kerja di perusahaan sebelumnya untuk mengetahui gaya kerja, kejujuran, serta kontribusi nyata kandidat.
Meskipun singkat, langkah ini sering membantu menghindari kesalahan rekrutmen yang berbiaya mahal.
9. Percaya pada Insting HRD
Setelah melewati berbagai tahap seleksi, insting HRD tetap memiliki peran penting. Pengalaman bertahun-tahun dalam merekrut orang membuat HR sering kali bisa merasakan apakah seorang kandidat cocok atau tidak, bahkan di luar data formal yang ada.
Namun, insting sebaiknya dipadukan dengan data agar keputusan lebih seimbang.
10. Prioritaskan Kandidat dengan Growth Mindset
Di era bisnis yang cepat berubah, kandidat dengan pemikiran terbuka (open minded) lebih berharga daripada mereka yang hanya mengandalkan pengalaman lama. Growth mindset menunjukkan kesiapan belajar, menerima masukan, dan beradaptasi dengan perubahan.
Bahkan jika skill kandidat belum sempurna, sikap ini akan memudahkan perusahaan melakukan pengembangan jangka panjang.
11. Mengoptimalkan Employer Branding
Kandidat terbaik biasanya selektif dalam memilih perusahaan. Karena itu, employer branding perlu diperkuat agar perusahaan terlihat sebagai tempat kerja yang profesional, suportif, dan punya jenjang karier jelas.
Review positif dari karyawan di platform publik, aktivitas media sosial perusahaan, hingga program kesejahteraan karyawan adalah faktor yang bisa menarik talenta terbaik.
Tips HRD: Kunci Mendapatkan Kandidat Berkualitas
Bagi HRD, menerapkan strategi di atas memang membutuhkan konsistensi dan kolaborasi lintas divisi. Namun, hasilnya akan sangat berharga: turnover berkurang, biaya rekrutmen lebih efisien, dan kualitas tim meningkat.
Jika ingin memperdalam wawasan seputar rekrutmen, manajemen karyawan, hingga tren HR terbaru, Anda bisa membaca berbagai insight di Tips HRD. Platform ini menyajikan berbagai panduan praktis bagi HR agar lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja modern.